Sekedar dokumentasi.
Lagu Puritan dari Homicide. So called sayap kiri.
“Tebas lehernya dahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya!”
Lagu Puritan dari Thufail Al Ghifari, balasan terhadap lagu aslinya. So called sayap kanan.
“Fitnah terlebih dahulu tanpa beri kesempatan untuk bertanya!”
halah ini apa sih. itu homicide yang ngutip2 twilight of the idol yah. pretentious. noise. hoah. *menguap*
hah albert camus disebut juga. damn. wtf.
Lah, lah, kok muring-muring ndiri bos?
muring2 apa toh?
Muring-muring = sewot? ๐
iya sewot aku setiap kali ada orang bawa seni ke ranah politik. apalagi kalo dia mikir seni yang bagus itu kudu politis; kudu punya tujuan politis. atau misalnya bawa filsafat ke seni tapi cuma untuk nyebut nama doang. hithcock itu bikin film yang bau lacan tanpa harus nyebut lacan. mungkin mau no-nonsense gituh. tapi yah jadinya pretentious.
John Lennon, Bob Dylan, Iwan Fals, dkk ๐
NB. Tadinya mau nulis Ahmad Dhani sebelum sadar kalau AD kelasnya masih belum bisa saingan nama diatas.
@Gentole
Berarti yang macam gini ndak suka sampeyan ya:
@Ando-kun
Hus, jangan masukin Ahmad Dhani! ๐
@ando
.
Haha…saya tahu pasti ada yang nyebut mereka. Buat saya lagu terbaik Iwan Fals itu bukan yang preachy, yang bilang wakil rakyat harus begini atau begitu, tapi lagu2 yang bercerita tentang apa saja secara telanjang; kehidupan jalanan dalam “belum ada judul”, “sugali” dan “puing” atau mungkin lagu cinta seperti “ya atau tidak”. Kalo Lennon, yah “Imagine” bukan lagu terbaik dia juga (saya lebih suka lagu “Woman”. Lagian, Paul lebih bagus lagu2nya. Hihi. ๐ Soal Dylan saya baru dengar lima lagu aja. Dan yang terbagus bukan soal politik. Malah, gak jelas soal apaan, apa soal pencerahan, perbudakan atau sekedar bergumam aja. Dhani juga di album Ahmad Band secara musikal (meskipun masih nyontek) lagu terbaiknya malah bukan lagu politik (yang “Interupsi”), tapi lagu “Dimensi” dan “Rahasia.”
Saya sih gak anti bener2 politik dalam seni. Menurut saya seni yah gak mesti punya ideologi, punya tujuan ini atau itu, meskipun boleh aja bicara politik. Ini kan homicide dari judulnya aja udah konfrontasi; air raksa-air raksa apaan sih. Kayak ceramah. Gitu. Lirik kayak begini sekali baca selesai. Gak bisa ditafsir2 secara berulang. Cepet bosen. Padahal, kekuatannya kudu di lirik bukan? Ah taulah.
*suportermanikebu*
@lambrtz
.
RATM bolehlah. Dikit.
^
George Harrison FTW ๐
Interupsi buat Dylan! Dylan cuma bikin lagu protes sampai album ketiganya, dan fase Bob Dylan yang memprotes sembari bergitar itu entah kenapa segitu populernya โ padahal aslinya gak sampe setahun dia bertingkah begitu. Dylan bukan termasuk geng Woodstock. Dylan tidak memprotes perang Vietnam. Setelah tahun 1964 dia sibuk dengan rock and roll, kacamata hitam, drugs, rambut jewfro, dan lirik-lirik yang tak jelas maknanya (ini termasuk era Highway 61 paling tersohor). Tidak ada politik.
Jadi jangan samakan dengan hippie seperti John Lennon@ Gentole
Politik dari puritanisme. Musik dari hip hop. Lantas muring-muringโข soal Camus dan Nietzsche itu dari mana pula.
“hithcock itu bikin film yang bau lacan tanpa harus nyebut lacan”
so? what the hell difference with what ucok have did? ๐
intensinya sama, cuma beda caranya aja, tersirat ato tersurat :p milan kundera pun bisa dgn cantik membaurkan semuanya, tanpa ribut2 memisahkan tetek bengek mana yg politis mana yg seni, mana yg personal mana yg publik. krn memang keterpisahan total itu ga ada, everything’s related. cuma beda jangkauan aja. sayangnya banyak dr kita yg masih rabun jauh :p
“ni kan homicide dari judulnya aja udah konfrontasi; air raksa-air raksa apaan sih. Kayak ceramah. Gitu. Lirik kayak begini sekali baca selesai. Gak bisa ditafsir2 secara berulang. Cepet bosen. Padahal, kekuatannya kudu di lirik bukan? Ah taulah”
i just LOLWTFLFMAO. work yer mind dear
leeee..leee… ๐
blum lg setelah dylan being a born again christian!!
ah gw cuma suka dylan taun 60an dan 70an awal ๐
Ahahahaha ketahuan. Iya, era berkhutbahnya itu tidak dihitung memang. Menggurui.
@eka
kutipan lacan itu cuma buat nunjukin bahwa kadang dengan menyebut nama tokoh sapa gitu dalam sebuah karya, tulisan or anything, kesannya jadi pretensius. apalagi kalo ndak apik menempatkannya, alias kentara pengen show-offnya. dalam lagu puritan ini albert camus disebut karena dia dibenci orang puritan. wtf, sejak kapan FPI dkk ngurusin camus???? paling banter mereka taunya Marx atau frans magnis suseno.
intensi apaan????? as i said, kalo tersurat kesannya pretensius. dan tolong jangan samain/bandingin ucok dengan milan kundera. blasphemy itu.
yah kalo anda baca esai2 kundera soal seni, dalam Testament Betrayed maupun The Curtain, mestinya anda tahu apa yang ditulis kundera itu yah novel, yakni seni menyingkap tirai kehidupan/eksistensi. perkara dalam buku the unbearable lightness of being ada kritik atas komunisme itu gak penting, karena tujuan/intensi dari novel itu yah bukan itu. bahkan uraian kundera soal gagasan perulangan abadi nieztche itu pun bukan inti dari novel itu; bukan tuk sok-sokan.
lalu lirik homicide ini apa? gak menyingkap apa-apa kecuali kecongkakan yang memekakkan telinga. sama sekali ndak bisa dibandingin sama karya-karya kundera yang, kalo menurut saya, menyingkap persoalan kecil seperti cemburu atau cinta posesif yang akut yang bikin orang gak mau hidup. motifnya itu lo. lagu puritan ini jelas kritik atas puritanisme. dan, well, yah begitulah…
saya kagak rabun jauh. cuma expressing my opinions. dan ah ya saya memang berusaha untuk working my mind.
@eka
.
pendeknya, lagu puritan dari homicide ini politis, sama shallownya sama lagu thufail. and that makes it less of an art. that’s all i wanna say.
lagu bagus, band bagus. Sayangnya Homicide sudah bubar.
Kalo Puritan Thufail Al Ghiffari menurut saya tidak menjawab apapun dari versi aslinya Ucok kecuali menyerang dengan sporadis dan panik, dan hanya ditujukan pada Ucoknya, bukan pada pemikiran pada lagu itu.
Dengan kata lain, Thufail seakan membenarkan apa yang disebutkan oleh Ucok. CMIIW.
Aih… aih… opo podo lupa atau podo nggak mudeng kalau salah satu “tugas” Seniman itu yo membagi inspirasi, lah kalau ndak suka dengan inspirasinya ya nda usah didengarkan…
Salam
EVJ
Politik tuh apa sih?
Orang nonton film porno juga politik.
Bintang film pornonya itu sendiri, gayanya, bikininya, cukur atau tidak, juga politik.
Politik itu bagaimana kita menafsir. Politik itu juga seni. Seni berpolitik. Saya jadi heran kalau ada yang politik dan ada yang seni.
Memang di mana batas itu?
ga penting berdebat kusir masalah politik atau seni. mending kembali ke prinsip orang orang lama yang luhur. GOTONG ROYONG, TEPOSLIRO (Tenggang Rasa), dan masih banyak lagi .
Entah apa agamanya, entah apa keyakinannya, entah apa seninya, entah apa politiknya, entah apa partainya, entah apa pun itu, sing penting teposliro. ok?
homicide is the best. wkwkwkw, liriknya memang ^:)^
untuk yang satunya tuh, ga tau, baru tau tadi ane, lihat di yutup. maklum lah wong ndeso ane,..cukup ngerti homicide..maaf maaf