Jadi, akhirnya saya mengerti kenapa saya baru-baru ini ikut depresi ketika membaca tulisan orang lain yang depresif. Saya iseng-iseng googling dan menemukan artikel yang mencerahkan, yang membahas “emotional contagion“, suatu gejala yang menyebabkan menularnya emosi pada komunikasi interpersonal. Ini wajar terjadi di semua orang. Selain itu, ada juga teknik untuk mengatasinya. Walaupun, ya, bahkan orang profesional yang mempelajari teknik-teknik itu saja bisa jatuh ke dalam lubang tersebut. ๐
Jadi, kurang lebih begini ringkasannya. Ada dua teknik utama yang bisa dilakukan. Pertama, “reframing”. Parafrasekan apa yang tampak jelas. Misalnya, ketika Anda berantem dengan pacar Anda, dan dia teriak-teriak frantically, alih-alih ikut marah, cobalah pahami dan artikan bahwa dia sedang butuh diperhatikan. Yang kedua, “emotional leveling”. Cobalah menirukan gerak-gerik dan nada bicara lawan berantem Anda, dengan tetap menjaga emosi. Ketika dia marah dan berbicara cepat, ikutlah berbicara cepat. Ketika ia depresi dan berbicara lambat, perlambatlah bicara Anda. Dengan begini, Anda menyamakan level Anda dengan lawan berantem Anda, dan katanya Anda bisa jadi lebih mudah dipahami. Selain itu, ada cara lain, yaitu dengan katanya tidak dekat-dekat dengan orang-orang “beracun”, karena emosi mereka yang negatif bisa mempengaruhi mood. Dengan begini, mudah-mudahan kita ga perlu secara tidak sadar mengimitasi emosi pasangan kita. Tapi ya ini ngomong doang sih. Saya pernah berada dalam situasi emosional kaya gini, dan reframing ini benar-benar susah. ๐ Soalnya yah, kalau ada orang pingin curhat sama saya, saya pinginnya ya dengan cara yang benar, pelan-pelan, halus dan tidak teriak-teriak. ๐ Ibu saya tentunya orang yang sangat hebat dalam hal beginian, karena pekerjaannya sebagai psikiatris mengharuskannya berurusan dengan pasien-pasien dengan emosi yang beragam. Dan ibu saya juga jarang marah besar. ^:)^
Jadi, kendati saya orangnya pesimis, sinis, dan ada potensi depresif, saya akan mencoba untuk tidak menulis dengan nada galau dan depresif, karena saya ga pingin, sadar atau tidak sadar, pembaca ikutan galau dan depresif juga. Ini sesuai dengan Silver Rule, yang salah satunya tertulis di kitab Tobit, sebagai berikut:
See that you never do to another what you wouldย hate to have done to you by another.
Tobit 4:16
Lagipula, sebagai pengikut John Lennon, saya juga mestinya membungkus sesuatu yang tidak enak diterima dengan pembungkus yang bagus toh, seperti yang dia lakukan dengan karya emas-nya, Imagine. ๐
Jadi, mari sebarkan perdamaian dengan memposting tulisan-tulisan bahagia. ๐ atau sarkastis. ๐
Jadi, sebagai catatan akhir, saya pingin menulis ini. Bapak saya pernah berkata bahwa orang kwalitet wahid itu seimbang antara logika dan emosinya, fifty-fifty gitu. Saya berangkat dari 99 : 1, jadi musti belajar banyak ya tentang emosi. ๐
Jadi, buat lagu penutup, saya kasih ini aja deh. REM – Shiny Happy People. Hidup Manchester United, hidup Fiorentina! Selamat hari Valentine buat yang merayakan, semoga sukses pacarannya, dan yang udah nikah semakin langgeng. ๐ Buat yang belum, kapan mau nikah? Keburu tua dan bangkotan lho, apalagi karena pembaca blog saya rata-rata young adult berusia kepala minimal 2. *kabur*
Lah pan ini yang saya bilang di plurk tempo dulu. Tentang #syukur, timeline positif, dst. ๐
BTW, pertamax*berniat memborbardir nicho dengan tulisan depresif ala saya*
*jahad*
*tapi kan sekalian praktik*
๐
๐
Depresif dan bahagia emang gampang menular. Belakangan, biarpun belum nulis yang bahagia2 banget karena masih ga mood, saya lagi berusaha mengurangi kadar depresinya. Biar ngga berat2 amat buat yang nulis dan yang baca. Hasilnya sih, jadi rada aneh, tapi mayan ngga terlalu ribet sendiri.. *ngikut curhat*
saya di undang kan mas? kan? kan? ๐
mind your own business!!! ๐ฟ
*ngasah golok*
soal tulisan ini, saya lebih memilih untuk tidak membaca tulisan-tulisan yang membuat saya tambah depresif. hidup sudah cukup berat dan tidak mudah jadi untuk apa saya menambah beban hidup saya dengan membaca tulisan yang endingnya sedih.
karena itu… hidup film hollywood dan novel harlequin yang endingnya gampang ditebak dan pasti bahagia…
@lambrtz
benerin dong html codenya… salah tuh ๐ณ
Dengan mood saya saat ini, membaca kutipan ini sudah membuat saya merasa depresi.
*keluar buat bikin coklat pasas*
Ugh!
*jurus tendangan memutar*
.
.
*muter Afraid for love to fade*
Jadi, yang banyak ngeluh-lenguh di FB, mau tak “hide” ah…
@sora9n
Saya kan ga mainan Plurk. ๐ *eh*
@Takodok!
Fear my wok and frying pan! ๐ *eh*
@Ms. Plaida
Gimana? Jadinya kalau mengurangi kadar kegalauan di tulisan ketika diri sedang galau, jadinya aneh tapi lumayan menenangkan ya? ๐ *kok jadi ribet*
Curhat boleh kok.
@itikkecil
*siapin perisai* ๐
Idem. Kebiasaan buruk saya adalah membaca secara hirarkis: membaca tiap paragraf dikit-dikit, lalu baru membaca detilnya. Ini nampaknya berguna juga. Jadi kalau ide utamanya sudah menyebalkan, saya pencet Ctrl +F4 aja.
Ya saya tahu diri ajalah, mood saya mudah terpengaruh tulisan depresif
dan internet yang busuk. ๐@Akiko
Hehehe…tampaknya waktu membaca postingan ini lagi galau ya Un. ๐
*sambil berkelit*
@Amd
Jangan lupa diumumin dulu, “barangsiapa melenguh hari ini akan saya hide!” ๐
BTW, solusi yang lebih baik tampaknya deaktivasi Facebook. :-” *jadi misionaris*
@ lambrtz
Berdasarkan kode etik, seorang engineer haruslah bersikap jujur, menjaga integritas, tidak menyembunyikan kebenaran… (=3=)/
http://www.nspe.org/Ethics/CodeofEthics/index.html
/serious business
In short, a superhero. ๐
OK OK, ini yang lebih serius. Yang pertama di kalangan dekat saya adalah si Joe, kedua dirimu, yang terinspirasi dari Joe. Bolehlah saya dijadikan yang ketiga.
hmmm kira2 tulisan gue depresif gak yah?
Pengennya menyebarkan hawa gembira terus siy ๐
Btw gue tipikal menjauhi org2 yg membawa emosi yg jelek siy… mudah terbawa suasana soalnya ๐
apa kbr nixx?
Kalau dari kacamata saya sebagai orang yang suka berpikir negatif sih, masih ga depresif kok.
Eh berarti saya termasuk orang yang musti dijauhi ya :-SSKabar saya masih terombang-ambing, dan langit masih gelap. Namun sepertinya awan semakin cerah, semoga badai segera berlalu. Makasih Mbak.
Semoga tidak menulis yg depresif kecuali emang bener2 sakit hati banget deh gue ๐
Gak ah, kamu gak depresif deh tulisannya.. asyik2 aja koq disini ๐
^
Yang atas saya amini deh.
Yang bawah…hmmm… ๐
Berarti musti lebih sering nulis depresif buat ngetroll pembaca :-“*kabur*