Archive for the 'Movie' Category

Film-film yang Kutonton pada Tahun 2017

Jadi seperti tahun-tahun sebelumnya, inilah daftar film yang kutonton tahun 2017.

  1. Hana (2006). Samurai pasifis, tapi kabarnya balas dendam bohong2annya malah menyemangati para Samurai 47.
  2. Silence (2016). Perjuangan dua orang pastor untuk menemukan senior mereka di tengah penindasan terhadap kaum Kristen di Jepang.
  3. Like Father, Like Son (2013). Putra yang tertukar, dan pola asuh anak yang berbeda.
  4. Yellow Tears (2007). Empat pria dewasa-muda menghabiskan liburan musim panas mengejar aspirasi mereka di bidang seni. Ditonton juga sekitar 10 tahun lalu.
  5. The Lobster (2015). Seseorang dihadapkan pada dua ekstrim yang berlawanan, dan clash dengan keduanya. Ketika jomblo dihukum, dan jatuh cinta juga dihukum.
  6. Daun di Atas Bantal (1998). Kehidupan tiga anak jalanan dan ibu angkatnya di deket2 Malioboro, Jogja. Duluuuuu sekali nonton ini di Bioskop Empire di Jogja sebelum terbakar tahun 1999.
  7. Hacksaw Ridge (2016). Seorang Adventist Hari Ketujuh yang pantang memegang senjata tapi berani maju perang dan menyelamatkan puluhan nyawa.
  8. Lion (2016). Anak kecil nyasar ribuan kilometer. Diadopsi keluarga Australia. Lalu berpuluh2 tahun kemudian mencari tempat asal dan kembali ke rumah.
  9. The Teenage Book Movie (1998). Tipikalisasi film remaja (level SMA) di Singapura dengan cerita cinta-cintaannya.
  10. Have a Song on Your Lips (2015). Seorang pianis kenamaan pulang kampung setelah karirnya kolaps untuk menggantikan temannya, guru musik di SMP mereka dulu, yang sedang hamil.
  11. Kano (2014). Perjalanan grup baseball SMK pertanian yang multi-rasial, dengan anggota orang Jepang, Cina Han, dan aborijin Taiwan dari Chiayi, Taiwan tengah-selatan, yang tadinya tidak pernah menang, sampai ke final turnamen Koshien. Berdasarkan kisah nyata tahun 1931.
  12. Ghost in the Shell (2017). Versi live action dan watered down daripada animenya. Efek visual bagus, ScarJo seksi, tapi ya sudah itu aja.
  13. Ghost in the Shell (1995). Versi anime asli daripada live action di atas. Lebih berat dan pake mikir.
  14. Ghost in the Shell 2: Innocence (2004). Sekuel daripada film di atas. Lebih berat lagi. Mayor Motoko tidak banyak keluar.
  15. PK (2014). Alien di bumi gak bisa pulang dan terbingung-bingung sama agama.
  16. Trainspotting (1996). Pecandu narkoba mencoba untuk jadi bersih tapi gak bisa-bisa gara-gara faktor lingkungan.
  17. Dead Poets Society (1989). Guru dengan metode mengajar unorthodox dan anak-anak “bengal” di sekolah konservatif.
  18. T2: Trainspotting (2017). Sekuel daripada film ke-16. Dendam antar teman yang masih berlanjut dua puluh tahun kemudian.
  19. Sanshiro Sugata (1943). Film pertama Akira Kurosawa. Prototype film-film shounen. Pejudo yang bertalenta tapi bersumbu pendek mencapai kedewasaan.
  20. Arrival (2016). Kedatangan alien jinak dan proses mempelajari bahasa dan tulisan yang sangat-sangat asing. Paradoks waktu dan kebebasan kehendak.
  21. Sanshiro Sugata Part II (1945). Lanjutan daripada film ke-19 tapi kok malah lebih wagu pertunjukan silatnya.
  22. Hot Fuzz (2007). Polisi berprestasi dimutasi dari London ke desa di Gloucestershire yang konon “damai” ternyata menyimpan misteri menyeramkan.
  23. Shaun of the Dead (2004). Film zombie komedi ala pembuat yang sama seperti film sebelumnya.
  24. In This Corner of the World (2016). Gadis remaja menjadi cepat dewasa di Jepang masa Perang Dunia II.
  25. The Garden of Words (2013). Pertemuan seorang anak SMA dan seorang wanita misterius tiap kali hujan pagi-pagi di sebuah taman.
  26. 5 Centimeters per Second (2007). Nonton ulang just because.
  27. Transformers: The Last Knight (2017). Robot-robot bersaing mencari artifak kuno untuk menyelamatkan dunia.
  28. Dunkirk (2017). Pasukan Inggris pada Perang Dunia II terkepung oleh tentara Jerman di Perancis dan mencoba untuk kembali ke Inggris.
  29. I, Daniel Blake (2016). Perjuangan seorang bapak dengan sakit jantung dan seorang single mother melawan birokrasi badan pemberi tunjangan di Newcastle.
  30. 20th Century Women (2016). Menjadi ABG ababil di bawah asuhan seorang single mother yang mengelola kos-kosan yang dihuni gadis-gadis feminis. Punk scene akhir 1970an di Santa Barbara.
  31. Survival Family (2017). Di tengah blackout global, sebuah keluarga dari Tokyo memulai perjalanan menuju Kagoshima ke tempat orang tua sang ibu untuk hidup tanpa listrik.
  32. Final Recipe (2013). Mempersatukan keluarga dengan tradisi kuliner lewat variety show kompetisi memasak.
  33. No Regrets for Our Youth (1946). Pilihan menikah dengan seorang gerilyawan anti-perang, atau hidup stabil going with the flow.
  34. One Wonderful Sunday (1947). Pasangan working class berjuang untuk bisa kencan pada sebuah hari Minggu, di tengah ketidakstabilan finansial, depresi, dan ketidakpastian akan masa depan, dengan duit sebesar 35 yen.
  35. Stray Dog (1949). Polisi baru melacak pistolnya yang hilang dicuri, dijualbelikan, dan digunakan untuk menjalankan pembunuhan.
  36. The Devil’s Candy (2015). Orang skizofrenia/pengikut setan menyatroni penghuni rumah lamanya.
  37. The Most Beautiful (1944). Karyawati pabrik lensa merelakan diri untuk bekerja lebih keras demi memenuhi kenaikan produksi akibat perang.
  38. The Men Who Tread on the Tiger’s Tail (1945). Yoshitsune bersama 6 pengikutnya yang menyamar sebagai rahib Buddhist dan seorang tukang angkut, mengelabui penjaga batas propinsi, yang dijaga pengikut Yoritomo, demi memasuki propinsi yang dipimpin temannya.
  39. The Quiet Duel (1949). Dokter cool yang terkena penyakit siphilis, yang waktu itu tidak bisa (susah sekali?) disembuhkan dan memiliki kesan sosial suka gonta-ganti pasangan, tetapi dia sendiri terkena gara2 terkena pisau bedah saat mengoperasi tentara waktu PD 2. Sentimental ketika tunangannya, yang dia sendiri putuskan untuk tidak menikahi gara2 sipilis, akhirnya menikah dengan orang lain.
  40. Drunken Angel (1948). Persahabatan dokter tukang mabok dengan seorang yakuza yang tersingkirkan grupnya.
  41. Rashoumon (1950). Kesaksian yang berlawan dari berbagai pihak tentang suatu kasus pembunuhan. Sudah pernah ditonton jauh pada masa lalu.
  42. Star Wars: The Last Jedi (2017). Rey dilatih Luke menjadi Jedi lalu melawan Kylo Ren dan First Order. Kalau gak diajak teman-teman gak nonton.
  43. Our Time Will Come (2017). Gerilyawan Hong Kong melawan penjajahan Jepang.
  44. La La Land (2016). Aktris dan musisi jazz hopeful kencan tapi lalu [spoiler].
  45. Ferdinand (2017). Banteng kuat dan perkasa yang pasifis, suka mencium bunga dan benci berkelahi, dalam perjuangannya keluar dari dunia bullfighting.

Statistik negara pembuat:

  • Jepang: 20
  • USA: 10
  • UK: 5
  • Mix: 5 (The Lobster, Hacksaw Ridge, Lion, Final Recipe, Dunkirk)
  • Indonesia: 1
  • Singapore: 1
  • Taiwan: 1
  • India: 1
  • Cina/HK: 1

Tahun ini saya sukses menonton film dua kali lipat dari jumlah yang ditonton pada 2016. Pun yang ditonton bagus-bagus. Beberapa, seperti 5 Centimeters per Second dan Rashoumon, sudah pernah ditonton sebelumnya, tapi ditonton lagi demi nostalgia.

Film-film Jepang kembali pada kodratnya dalam mendominasi film yang saya tonton. Ini juga disebabkan saya menonton secara semi-kronologis film-film daripada bikinan Akira Kurosawa. Selain itu, film UK juga agak banyak yang ditonton. Di sisi lain film Cina dan Korea berkurang drastis. Mungkin kedua hal ini disebabkan saya yang sudah meninggalkan Asia dan agak kehilangan feel dengan bangsa-bangsa ini.

Karena banyak film bagus yang ditonton, agak susah menulis rankingnya. Tapi akhirnya keputusan saya adalah sebagai berikut (hanya film yang ditonton pertama kali bisa dimasukkan).

  1. Kano
  2. PK
  3. Hacksaw Ridge
  4. Hot Fuzz
  5. Trainspotting

Film UK menempati posisi 1 dan 2; keduanya berturut-turut bersetting di Edinburgh dan kota fiktif di West Country. Sepertinya kepindahan saya ke UK memperkuat feel yang saya dapat ketika menonton film-film ini.

Sudah segitu saja. Sampai jumpa tahun depan di blog yang jarang update ini!

Film-film yang Kutonton pada Tahun 2015

Melanjutkan postingan [tahun]-[tahun] sebelumnya, saya mendaftar film-film yang saya tonton tahun ini. Sedikit saja, 30, dan ini ada unsur cheating, karena beberapa dari mereka adalah film pendek. Ya, memang saya perlu mengorbankan ini demi memasukkan thesis yang mustinya sudah masuk bertahun-tahun lalu. Anyway, ini daftar film yang saya tonton pada tahun ini.

  1. Made in Hong Kong (1997). Gangster (Singlish: ah beng) muda dirundung berbagai masalah keluarga dan pertemanan. Soal duka dan kelam di dalam hati manusia. Soal impian untuk meninggalkan jejak tapi merasa mentok. Tokoh utama bikin ingat sama Mas Anindito.
  2. The Admiral: Roaring Current (2014). Dua belas kapal Korea melawan 300an kapal Jepang pada saat invasi Toyotomi ke Korea. Lambat panasnya, dan mayoritas orang Jepangnya diperankan aktor Korea. Walaupun jelas timpang kalo dibandingkan dengan Red Cliff, lumayanlah.
  3. Leaving on the 15th Spring (2013). Anak SMP di tempat terpencil di Jepang yang ingin menyelamatkan kelanggengan keluarganya yang terpisah jarak.
  4. Farewell My Concubine (1993). Dua aktor opera Peking, sebagai elemen budaya lama, bertahan hidup dalam gejolak politik Cina pertengahan abad 20.
  5. Gangster Payday (2014). Gangster tua mendukung usaha kafe cewek yang dia taksir. Bonus Carrie Ng.
  6. A Road to Sampo (1975). Mantan napi pulang kampung ditemani buruh pengangguran dan wanita penghibur.
  7. Devils on the Doorstep (2000). Tentara Jepang dan penerjemah ditawan di desa di Cina. Duapertiga pertama ketawa-ketawa, sepertiga akhir depresi.
  8. To Live (1994). Tuan tanah jatuh miskin, yang sebenarnya menguntungkan buat dia karena jrengjrengjrengjreng perang saudara di Cina.
  9. Chungking Express (1994). Takeshi Kaneshiro dan Tony Leung mencoba move on dari pasangan masing-masing. Also feat. Faye Wong muda.
  10. In the Heat of the Sun (1994). Slice of life, persahabatan anggota gank remaja dan cinta monyet dengan latar belakang Revolusi Budaya. Diceritakan dengan samar2, dari sudut pandang si karakter waktu sudah dewasa.
  11. Yellow Earth (1984). Harapan tinggi seorang gadis petani yang dipaksa menikah muda, tapi sangat berhasrat untuk bergabung sama Partai Komunis.
  12. Calvary (2014).  In this world full of darkness, hatred, pride, and adultery, how can one spread the good news of God?
  13. Red Sorghum (1987). Gong Li sebagai bos pabrik ciu™ menghadapi intrik internal, bandit, dan Jepang.
  14. Blue Kite (1993). Perempuan kawin tiga kali, suaminya mati semua, gara-gara berbagai macam fase politik RRC.
  15. Spring in a Small Town (1948). Film Cina rasa Jepang. Tanpa politik dan dukungan maupun antipati terhadap kom—anuitu-isme. Tempo lambat kaya film-filmnya Ozu.
  16. Chicken Rice War (2000). Film Singapore berbahasa Cantonese (+ Singlish). Anyway cerita cintanya silakan lupakan. Nonton komedi antar keluarganya aja.
  17. Street Angel (1937). Drama komedi tentang kaum marjinal melawan kehidupan.
  18. Ju Dou (1990). Keluarga slewah, neraka dunia.
  19. Bus 44 (2001). Udah ketauan ini mah pasti ada  yang mati.
  20. Mei (2006).  Impian ingin ke luar negeri, dan ikatan keluarga. Ini film Taiwan feelingnya Jepang banget.
  21. Bean Cake (2001). Penindasan jingoism terhadap beancakeisme. Sesungguhnya anak ini adalah seorang martir on the making!
  22. Something Universal (2014?). Miskomunikasi antara turis India dan orang Singapore yang pingin belajar Hindi.
  23. 2046 (2004). 5cmps versi dewasa, versi Hong Kong, versi Wong Kar Wai. Atau, 5cmps itu 2046 versi Makoto Shinkai, versi remaja.
  24. A Brighter Summer Day (1991). Efek perang saudara terhadap kenakalan remaja di Cina-yang-satunya. Makian di mana-mana.
  25. A Time in Quchi (2013). Anak kota liburan di desa. Walaupun kadang subverted.
  26. Durian (2003). Orang selingkuh ditemani durian.
  27. Outpost (2012). Prajurit muda nan idealis ditempatkan di sebuah benteng pertahanan di Kuantan bersama prajurit veteran yang suuuuper nyantai.
  28. Mulberry (1985). Seorang wanita yang ditelantarin suaminya nggodain laki-laki sedesa.
  29. Nambugun: North Korean Partisan in South Korea (1990). Pasukan partisan Korut di wilayah selatan yang ditelantarkan utara dan satu per satu gogrok, entah mati atau ditangkap.
  30. Mandala (1981). Dua biksu berbeda gaya hidup bertualang bersama untuk mencari pencerahan.

Statistik asal negara (seperti biasa, Hong Kong saya pisah dari Cina, yang kebetulan tahun ini absen; Taiwan eeee…™):

  • RRC = 11
  • Korea Selatan = 5
  • Hong Kong = 4
  • Taiwan = 3
  • Jepang = 2
  • Singapore = 2
  • Irlandia = 1
  • Indonesia = 1
  • Malaysia = 1

Seperti biasa, film Asia sangat mendominasi. Bahkan, tahun ini saya cuman nonton 1 film non-Asia (Calvary, dari Irlandia). Bedanya, tahun ini RRC yang jadi nomor satu. Entah kenapa. Mungkin pesona Gong Li. *eh* Dan kok ya pas tahun ini juga saya dapat rezeki bisa ke Beijing sama bapak saya. Sementara, tiga film terakhir dari Korsel karena mudah nyarinya, ada channel khusus di Youtube.

Bikin ranking tahun ini sulit juga. Tapi buat saya begini.

  1. Nambugun: North Korean Partisan in South Korea
  2. In the Heat of the Sun
  3. Devils on the Doorstep
  4. 2046
  5. Farewell My Concubine

Selamat tahun baru, dan sampai jumpa lagi tahun depan!

Film-film yang Kutonton pada Tahun 2014

Jadi ini lanjutan [postingan saya tahun lalu]. Walaupun ini masih 30 Desember, saya memutusken untuk merilis artikel ini, karena kayanya saya ndak akan nonton film besok. Hanya film yang selesai saya tonton dari awal sampai akhir yang masuk di sini.

  1. City on Fire (1987). Agen polisi Hong Kong menyusup ke komplotan pencuri perhiasan.
  2. Durian Durian (2000). WTS yang beroperasi di Hong Kong kembali ke kampung halamannya di Cina timur laut.
  3. Prison on Fire (1987). Politik pesakitan di penjara.
  4. Prison on Fire II (1991). Dua orang, satu dari gang RRC satu dari gang Hong Kong, kabur dari penjara.
  5. The Killer (1989). Pembunuh bayaran dan polisi bersatu melawan mafia.
  6. Nineteen Eighty-Four (1984). Hidup di bawah rezim totaliter. Cintailah partaimu!
  7. 24 Eyes (1954). Kehidupan seorang guru SD di pulau kecil(?) di Jepang pada zaman ultra-nasionalisme sampe pasca perang.
  8. Last Woman on Earth (1960). Habis kiamat malah main serong-serongan. Utek slewah.
  9. Riki-Oh: The Story of Ricky (1991). Mestinya film super gory, dengan gelut ala Hokuto no Ken, tapi jadinya juayus banget. Anak-anak mungkin takut.
  10. Her (2013). Bagaimana Hollywood memandang hubungan antara manusia dan Artificial Intelligence.
  11. Dallas Buyers Club (2013). Aksen Texas yang kental, pecandu narkoba, pengidap HIV/AIDS, dan politik obat.
  12. The Wolf of Wall Street (2013). Bingung, saya ndak ngerti Ekonomi dan cara kerja broker.
  13. Travellers and Magicians (2003). Jalan-jalan di Bhutan sambil didongengin.
  14. Beyond Outrage (2012). Sekuel dari film yakuza yang saya tonton taun kemarin.
  15. Happily Ever After (2007). Mantan wanita tuna susila yang nrimo dan mantan yakuza yang super pendiam tapi temperamental, dalam sebuah ikatan…e…kumpul kebo.
  16. Wicked City (1987). Hubungan cinta beda kolam: satu manusia, satu iblis.
  17. May 18 (2007). Film tentang Insiden Gwangju lagi (tahun 2013 menonton film dengan tema serupa juga), tapi yang ini lebih banyak melodramanya.
  18. Lan Kwai Fong (2008). Pergaulan bebas di Hong Kong, dalam kacamata film abad 21. Berbeda dari pandangan film-film Hong Kong 2 dekade sebelumnya. Bikin nyinyir.
  19. Denok dan Gareng (2012). Orang Muslim beternak babi. Kehidupan sehari-hari masyarakat kelas bawah di pinggiran Yogyakarta.
  20. Russian Ark (2002). Sejarah Rusia ditampilkan secara teatrikal. Musti ngerti sejarahnya dulu kayanya biar paham. :/
  21. Jesus of Montreal (1989). Kisah aktor-aktris yang menampilkan teatrikal Kisah Sengsara Yesus dengan cara yang tidak konvensional. Aktor utama digambarkan menjalani kehidupan yang serupa dengan Yesus.
  22. Golden Chicken (2002). Transformasi wanita tuna susila hostess club menjadi independen, dengan latar belakang perubahan teknologi dan sosial Hong Kong dari tahun 1970an sampai 2000an. Ada kameo Andy Lau.
  23. National Security (2012). Kisah nyata penyiksaan aktivis anti-kediktatoran yang dituduh komunis.
  24. Golden Chicken 2 (2003). Perjalanan cinta sang wanita tuna susila (lihat no. 22) yang gagal maning gagal maning.
  25. Golden Chicken 3 (2014). Hong Kong yang terus berubah…tapi ndak semenarik dua prekuelnya…
  26. The Road (2009). Menjadi bapak di dunia pasca-kiamat.
  27. China Behind (1974). Petualangan beberapa orang Cina daratan meninggalkan Cina menuju Hong Kong pasca revolusi budaya.
  28. In the Mood for Love (2000). Nyaris selingkuh dengan tetangga gara-gara persahabatan platonik, yang bermula dari perasaan senasib sering ditinggal pasangan.
  29. Boat People (1982). Kehidupan pasca perang Vietnam, dari sudut pandang fotografer Jepang.
  30. Idiocracy (2006). Bumi di masa depan menjadi peradaban yang errr…”dystopian”, dengan orang-orang dengan level kecerdasan di bawah rata-rata dibandingkan masa sekarang.
  31. A Better Tomorrow (1986). Mantan mafia Hong Kong mencoba bertobat dan keluar dari dunia hitam, tapi gagal maning gagal maning, karena mereka yang di dunia hitam selalu menyeretnya kembali masuk sana.
  32. Bilur-Bilur Penyesalan (1987). Tertarik dengan Sophia Latjuba remaja, dan film epik berentang waktu 20+ tahun. Rano Karno terjebak perilaku saudara kembarnya yang terpisah, dengan bumbu hubungan masa lalu orang tua korban dan ibu pengacara. Korban apa? Ya nonton filmnya aja.
  33. Days of Being Wild (1990). Tokoh utama tidak bisa komit dalam hubungan karena terpengaruh hubungan yang tidak baik dengan ibu tiri, dan penantian untuk bertemu dengan ibu kandungnya.
  34. CINtA (2009). Yang pendek, yang bukan Cin(T)a. IMO malah lebih bagus dari yang satunya; galaunya dapat, walaupun amarahnya dan dialognya kurang. Poin utamanya kayanya jadi Cina (Tionghoa-Indonesia – red) maupun Muslim itu sama-sama gampang-gampang susah.
  35. ? (2011). Buat saya, pinakel film-film soal pluralisme Indonesia. 6/5. Sekian.
  36. Cinta Pertama (1973). Christine Hakim muda. Ada di album “Watch Later” di channel Youtube saya, tapi persisnya kenapa ada di sana, saya lupa. Ndak terlalu mengerti kenapa ini film dibilang salah satu yang terbaik dalam sejarah perfilman Indonesia.
  37. The Hundred-Foot Journey (2014). Urusan perkolaman di bidang masakan…dan tentunya keimigrasian. Urusan romansa ada, dan cukup annoying, tapi secara keseluruhan cukup menyentuh, karena soal passion dan kolam memang dekat di hati saya.
  38. Ranjang Pengantin (1974). Urusan perkolaman juga, tapi soal strata sosial. Pernikahan yang ga direstui orang tuanya, hamil duluan, anak berantem dengan bapak, kakak dengan adik, saudara dengan mertua, saudara dengan istri, dan suami dengan istri. Anak-anak yang tak kenal kakeknya. Keluarga ini dihancurkan sama penulis ceritanya.
  39. Arisan! (2003). Uaaaanyel nonton ini.
  40. Bintang Kejora (1986). Film ga masuk akal tapi menghibur. 😆
  41. Three Men in a Boat (1975). Menenangkan.
  42. Filth (2013). Gelap + aksen Glaswegian (?) + halusinasi ke sana kemari + flashback kanan kiri = bingung. Menarik sebenarnya. Rekomendasi dari Rudy Gunawan.
  43. Hard Boiled (1992). Bagus, menarik, menegangkan, dan ada Tony Leung. Cuman ya setelah nonton sakbajeg film Hong Kong tahun ini, lama-lama ada rasa saturasi juga, dalam artian noveltinya kurang. Mungkin mestinya diapresiasi relatif terhadap waktu itu.
  44. Interstellar (2014). Alias 2001: A Space Odyssey KW 2, lengkap dengan dimensi mindfvck, tapi dengan cerita yang lebih cerah dan visual efek lebih modern.
  45. Stations of the Cross (2014). Film tentang keluarga Katholik super konservatif yang tidak mengakui Vatikan dan ikut grup tradisionalis.
  46. Humanity and Paper Balloons (1937). Tentang ronin kere yang sudah menjual pedangnya dan tinggal di lingkungan kumuh serta sedang cari kerjaan. Tentang tetangga bandar judi ilegal yang cerdik dan culas dalam mengelabui bos gangster. Tentang persekongkolan, harga diri, dan ketidakberdayaan melawan hidup.
  47. Harakiri (1962). Seppuku pake pedang bambu, dan mertua yang dendam kesumat. Kemunafikan klan2 samurai yang menyembunyikan aib klan di balik kode etik samurai supaya tidak kehilangan muka.
  48. Sansho the Bailiff (1954). Tokoh anti perbudakan yang lahir jauh sebelum Abraham Lincoln, dan mengalami sendiri jadi budak, sebelum akhirnya jadi gubernur. Turun dari jabatannya untuk mengikuti ajaran kesederhanaan bapaknya.
  49. Ugetsu (1953). Akibat digoda hantu. Hantu ambisi, hantu kapitalisme, hantu fatalisme, dan hantu beneran.
  50. Fenomena (1990). Filmisasi lagu Isabella. Tertarik gara-gara ada Search aja sih.
  51. Enam Djam di Djogdja (1951). Ceritanya di Jogja tapi kok bahasanya kaku sekali. Ndak ada medhok Jogjanya, kecuali memang di dialog2 Bahasa Jawa yang cuma seuprit. Bener-bener ga ngeh apa yang terjadi. Mungkin musti diapresiasi secara kronologis.
  52. Comrades: Almost a Love Story (1996). Berbagai macam kesedihan akibat cintah(tm).
  53. A City of Sadness (1990). Tony Leung sebagai protagonis bisu tuli di tengah Insiden 228 di Taiwan.

Statistik asal negara (Hong Kong saya pisah dari Cina, yang kebetulan tahun ini absen; Taiwan eeee…):

  • Hong Kong = 17
  • Indonesia = 9
  • USA = 8
  • Jepang = 8
  • UK = 3 (Skotlandia = 1)
  • Korea Selatan = 2
  • Bhutan = 1
  • Rusia = 1
  • Kanada = 1
  • Jerman = 1
  • Malaysia = 1
  • Taiwan = 1

Berbeda dari tahun lalu, film Hong Kong jadi nomor satu tahun ini, dengan selisih yang banyak dari nomor 2 (Indonesia), hampir 2 kalinya. Ini karena ada berkaitan dengan kejadian di dunia nyata yang eee…saya ndak terlalu minat tulis di sini. 😛 Di sisi lain, Korea Selatan turun drastis. Walaupun film perang bikinan Korsel luar biasa, kayanya kehabisan stok tahun ini.

Entri yang mengejutkan tentu saja Bhutan. Kok bisa-bisanya ada Bhutan di sana!? Ya nyatanya bisa.

Pada tahun ini juga akhirnya saya meresmikan aktor-aktor favorit saya: Toshirou Mifune (walaupun ga ada filmnya saya tonton tahun ini), dan Tony Leung Chiu-Wai. Saya suka dengan pembawaan dan dandanan Tony Leung di film-film drama romantsi Wong Kar-Wai.

Saya masih mencari orang yang bisa saya sebut aktris favorit, dilihat dari segi aktingnya.

Bikin peringkat tahun ini susah, karena terlalu sedikit film yang benar-benar menonjol buat saya, ga seperti pada tahun lalu. Tapi kalau musti dipaksakan, ya…

  1. National Security
  2. Harakiri
  3. Interstellar
  4. CINtA
  5. ?

Ya sudah, sekian daftar untuk tahun ini. Selamat tahun baru, dan sampai jumpa pada akhir tahun depan.

Film-film yang Kutonton pada Tahun 2013

Jadi, terinspirasi daftar yang dibuat Saudara [Moerjanto Ali] pada tahun lalu, saya mencatat film-film yang saya tonton tahun ini. Daftar saya ndak sepanjang [daftar beliau] (hanya untuk teman Facebook beliau) ataupun [daftarnya Agen Mossad], terutama karena saya juga banyak menonton program TV non-film macam Quite Interesting dan Gaki no Tsukai plus saya sibuk™. Berikut ini daftar film-film tersebut. Hanya film yang selesai saya tonton dari awal sampai akhir yang masuk di sini.

  1. Picture Bride (1994): gadis Jepang pergi ke Hawaii untuk kawin dengan pekerja migran dari Jepang di sana.
  2. A Petal (1996): anak perempuan belum lagi remaja jadi gila karena konflik di Korea Selatan.
  3. Singapore Dreaming (2006): akibat menang judi.
  4. The Taebaek Mountains (1994): kehidupan sebuah desa di tengah perang ideologi komunisme vs demokrasi di Korea Selatan.
  5. The Schoolgirl’s Diary (2006): hidup sebagai anak SMA di Korea Utara (menurut kacamata badan propaganda sana).
  6. Life (1999): terpenjara 40 tahun karena kejahatan yang dilakukan orang lain.
  7. Festival (1996): upacara kematian di Korea Selatan.
  8. Outrage (2010): film yakuza featuring Beat Takeshi.
  9. Yamada: The Samurai of Ayothaya (2011): ronin yang mengabdi ke Raja Thailand.
  10. Ambisi (1973): kisah Anna Mathovani menjadi biduan kenamaan. Banyak lagu jadul nan bagus.
  11. eXistenZ (1999): kenyataan di dalam kenyataan di dalam kenyataan di dalam kenyataan, jauh sebelum Inception.
  12. Ah Boys to Men (2012, 2013): drama-komedi wajib militer di Singapore.
  13. Ah Long Pte Ltd (2008): instruktur tari laki nan melambai kawin sama pemimpin lintah darat perempuan.
  14. Pengkhianatan G30S/PKI (1984): film propaganda yang dulu selalu muncul di TV pada sekitar Hari Kesaktian Pancasila.
  15. The Oldest Son (1984): lika-liku menjadi anak laki tertua di Korea Selatan.
  16. A Soul Haunted By Painting (1994): mantan wanita penghibur yang menjadi pelukis kenamaan di tengah perang ideologi di Cina.
  17. Evil Instinct (1997): sekedar pengin tahu filmnya Diana Pang (di Indonesia terkenal sebagai Peng Tan), dengan bonus Carrie Ng.
  18. Ocean Flame (2008): 500 Days of Summer ala gangster.
  19. Pacific Rim (2013): bagaimana Hollywood membuat film mecha.
  20. Roomless (2011): orang protes kepada pemerintah Hong Kong dengan cara mendekam di dalam kamarnya selama 7 tahun, bergantung kepada unemployment benefits.
  21. Cloud Atlas (2012): bagaimana kehidupan orang-orang pada zaman yang berbeda saling mempengaruhi satu sama lain.
  22. Lost in Beijing (2007): akibat perselingkuhan.
  23. Eat Drink Man Woman (1994): kisah percintaan tiga saudari yang saling bertolak belakang sifatnya dan bapak mereka yang koki kenamaan di Taiwan.
  24. Not One Less (1999): kisah guru bantu di sebuah desa terpencil di Cina.
  25. An Autumn Afternoon (1962): kisah seorang bapak mendorong anak perempuannya untuk mau kawin.
  26. Budak Kelantan (2008): dua sahabat dari Kelantan yang merantau ke Kuala Lumpur tapi menjalani kehidupan yang super berbeda.
  27. Liuer (2007): kehidupan seorang difabel dengan kelainan mental dan keluarganya di Cina. Film paling obskur di daftar ini, karena saya ndak nemu entri apapun dalam Bahasa Inggris soal film ini.
  28. Akira (1988): begundal satu melawan begundal lain yang menjadi monster.
  29. Ilo Ilo (2013): kisah sebuah keluarga di Singapore yang mempekerjakan pembantu rumah tangga dari Filipina.
  30. The After-Dinner Mysteries (2013): drama komedi detektif Jepang, nemenin [Felicia] doang.
  31. Lust, Caution (2007): mata-mata pemerintah Cina yang jatuh cinta sama yang dimata-matai, seorang petinggi pemerintahan boneka di bawah Jepang.
  32. Aftershock (2010): kisah seorang anak yang terpisah dari keluarganya pasca [Gempa Tangshan].
  33. Ushpizin (2004): komedi tentang suami-istri Yahudi Hasidic yang menjamu tamu tak tahu diuntung pada Sukkot.
  34. Japan, Our Homeland (2006): kehidupan anak sekolah di Jepang beberapa tahun setelah Perang Dunia ke-2.
  35. Ramen Samurai (2011): seorang anak penjual ramen di Hakata kembali ke kota asalnya untuk melanjutkan tradisi ramen yang sudah mulai redup di sana.
  36. Singapore (1960): Singapore di mata Bollywood.
  37. Johnny English (2003): Rowan Atkinson sebagai agen rahasia Inggris yang menggagalkan usaha perebutan tahta.
  38. Still Walking (2008): biarpun judul aslinya (Aruitemo Aruitemo) berasal dari lagu jadul [Blue Light Yokohama], buat saya lagu yang pas adalah everybody gooot something to hiiiide (except for me and myyy monkeeey).
  39. Red Cliff (2008, 2009): film soal [Pertempuran Chibi], antara pasukan Cao Cao dan gabungan Liu Bei dan Sun Quan, mumpung lagi demen main Dynasty Warriors 6.
  40. Colourful (2010): anak yang sudah mati diberi kesempatan hidup lagi untuk memperbaiki hidupnya.
  41. Millennium Actress (2001): kisah perjalanan seorang aktris renta, berdasarkan kehidupan nyata Setsuko Hara dan Hideko Takamine.
  42. Taegukgi (2004): dua bersaudara dipaksa masuk militer Korea Selatan untuk melawan Korea Utara.
  43. The Scarlet Letter (2004): orang-orang dengan utek slewah yang terlibat cinta segitiga.
  44. 71: Into the Fire (2010): ABG-ABG labil, separuh cengeng separuh keras kepala, melawan tentara Korea Utara.
  45. The Secret Life of Walter Mitty (2013): bagaimana keluar dari hidup yang membosankan dan pergi menaklukkan dunia.

Statistik asal negara (Hong Kong saya pisah dari Cina; Taiwan eeee…):

  • Jepang = 9
  • Cina = 7
  • Korea Selatan = 7
  • USA = 6
  • Singapore = 3
  • Hong Kong = 3
  • Indonesia = 2
  • Malaysia = 2
  • Korea Utara = 1
  • Thailand = 1
  • Taiwan = 1
  • Israel = 1
  • India = 1
  • UK = 1

Seperti bisa ditebak, Jepang nomor 1, dan film Asia mendominasi film yang saya tonton. Cuman yang agak mengejutkan adalah angka untuk Korea Selatan dan Cina yang sangat tinggi. Memang pada tahun ini saya banyak menonton film perang Korea plus drama Cina. Jadi ya begitu.

Terakhir, dari 45 ini, lima film terbaik jatuh kepada:

  1. The Taebaek Mountains
  2. Lust, Caution
  3. Oceans Flame
  4. Cloud Atlas
  5. Pengkhianatan G30S/PKI

Sekian, terima kasih, sampai jumpa tahun depan dengan list yang baru! Selamat tahun baru!

Departures

Departures

Departures. Klik untuk masuk ke halaman Wikipedianya.

Tiga tahun lalu, Bang Ando menulis review film ini dengan membahas aspek budaya [di sini]. Postingan ini hanya memuat pendapat subjektif dan refleksi pribadi dari saya.

Saya kasih film ini skor 4.5/5. Menurut saya sih, film ini tipikal drama Jepang dengan tempo lambat dan setting yang alami nan aduhai. Cuman penggambaran emosi agak terlalu eksplisit di sini, misalnya bila dibandingkan sama [Tokyo Story] (apa bisa membandingkan dengan film jadul ya?) atau [After Life] (review [di sini]). Selain itu, endingnya terlalu indah, kurang cocok buat saya yang cenderung mengapresiasi film pahit atau pahit manis(tm). Tapi ya gimana lagi. Saya bias sama film Jepang. Makanya saya kasih 4.5/5.

Walaupun fokus film ini, baik dalam hasil akhir filmnya maupun kisah-kisah behind the scene-nya, adalah tentang filosofi kematian, saya malah lebih memerhatikan hal lain di film tersebut, mungkin karena hal itu lebih menjadi concern saya beberapa bulan—atau malah tahun—terakhir, yaitu karir, keluarga, dan pernikahan. Ini dimulai sejak Daigo, si tokoh utama, mengaku kepada istrinya, Mika, bahwa dia membeli cello super mahal, tapi tanpa berdiskusi dengan Mika terlebih dahulu, karena yakin bahwa Mika tidak akan setuju. Hal ini berulang berkali-kali, misalnya tentang pekerjaan baru Daigo sebagai perias jenazah, yang menjadi tulang punggung cerita ini. Memang pada tengah-tengah film dijelaskan bahwa ini sudah jadi sifat Daigo sejak kecil, tapi saya sejujurnya tidak suka dengan sifat macam ini. Pendapat saya, rahasia macam begini hanya akan membawa masalah esok harinya. Lebih baik ribut sekarang, mumpung belum terjadi/baru pada tahap awal, daripada ribut belakangan ketika sudah basah kuyup. Dan mengejutkan buat saya bahwa sifat ini tetap terbawa sampai ketika dia menikah.

Kenapa sih kok saya ribut sekali soal ini? Ya karena saya dulunya juga seperti itu, tentu saja. Jadinya ya banyak masalah yang datang kemudian, dan I’ve learnt my lesson itu Bahasa Indonesianya gimana ya. Ya pokoknya begitulah.

Persoalan lain adalah soal, seperti biasa, karir vs pernikahan/keluarga. Bang Ando sudah menjelaskan di blognya bahwa pekerjaan perias jenazah ini mendapat stigma negatif di Jepang, makanya Maki awalnya menentang keputusan Daigo untuk mengambil pekerjaan tersebut. Saya harus pake Bahasa Jawa untuk mengekspresikan perasaan saya dengan lebih akurat. Atiku mak-deg nonton adegan kuwi. Hati saya mak-deg menonton adegan itu. Bagaimana kalau itu terjadi pada kehidupan saya? Katakan saja saya sudah menikah ketika karir saya berantakan, lantas saya musti mengambil pekerjaan baru yang sebenarnya saya sukai, nikmati, dan pahami betul filosofinya, tapi ada penentangan dari istri saya. Kalau saya tetap teguh dengan pekerjaan itu, istri tidak suka dan pulang ke rumah orang tuanya. Yang macam begini ini menjadi kekhawatiran saya, karena sudah sejak beberapa tahun lalu saya memutuskan untuk menjalani pola hidup Katholik dengan lebih kuat kendati dengan pola pikir yang aneh-aneh, dan menurut pemahaman saya, kecuali pada beberapa kasus khusus, [perceraian adalah haram] buat agama yang saya anut. Kalau saya keluar dari pekerjaan, I’m not tough and I’m not a man (lagipula ini toh bukannya saya jadi (nuwun sewu) gigolo atau bagaimana). Kalau saya tetap pada pekerjaan ini, istri minta cerai, saya masuk neraka(tm). Entahlah. I need to sort these things out before entering this stage. Bahwa Maki kembali ke rumah Daigo setelah beberapa bulan pulang di orang tuanya, bersama dengan beberapa adegan lain, adalah elemen plot yang terlalu bagus buat saya, yang membuat saya tidak bisa memberi poin 0.5 tambahan dan menjadikan skor total 5/5.

Sekian dan terima kasih.


lambrtz looks like this

Me

You can write comments in any language that you want, but please bear in mind that I only understand 4 languages: English, Indonesian, Javanese and Malay.

Archives

Categories

May 2024
S M T W T F S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
Click to view my Personality Profile page