**k Tetangga Selalu Terlihat Lebih Hijau: Impian, Perjalanan, Cinta Kasih, dan Tagline

Kalo diminta nggambarken potret versi romantisasi/idealisasi dari dirimu, apa yang kamu bayangkan? Bagaimana ekspresi wajahmu? Bagaimana posturmu? Pakaian apa yang kamu kenakan? Di mana kamu berada? Sedang apa dirimu?

Ndak tau kenapa, beberapa hari belakangan ini yang terpikir di otak saya adalah gambaran saya yang sedang berdiri tegak, membelakangi kamera/penggambar. Saya pakai pakaian lengkap, jaket, celana jins, sepatu tracking (saya sebetulnya ga punya), dan tas ransel, yang terlihat berat, banyak isinya…walaupun yang nampak di gambar cuman dari paha ke atas. Karena membelakangi, muka saya dan ekspresi muka saya ga kelihatan. Jadi ada kesan agak emotionless. Ada beberapa orang berseliweran di kanan kiri jauh dekat, tapi itu bukan keramaian. Latar belakangnya kabur agak berkabut, tapi saya membayangkan di balik kabut ada tampak samar-samar bangunan-bangunan residensial dan ruko-ruko yang agak tua, mungkin macam di Eropa.

Entah kenapa bayangannya seperti ini. Saya mengartikannya sebagai saya yang selalu siap pergi ke mana impian berada. Impian apa? Ya salah satunya impian mengelilingi dunia. Barangkali saya sudah berkali-kali nulis soal ini. Kalau ditelisik ke belakang, barangkali asal mulanya adalah motivasi orang tua. Orang tua yang selalu mendorong saya untuk menjelalah negeri lain, untuk bisa berbakti di manapun saya berada. Dan alasan lainnya ya alasan praktis. Bahwa buat keluarga kami yang jelas-tidak-kaya-walaupun-kalau-ngaku-miskin-pasti-ditertawakan, sampai beberapa tahun lalu, ke luar negeri adalah kemewahan yang hanya bisa berada di awang-awang. Jadi, ketika saya akhirnya punya kesempatan, saya ndak mau menyia-nyiakan lagi, setelah sebelumnya saya sejujurnya agak menyia-nyiakan juga. Saya senang tahun 2012 lalu saya bisa [ke Jerman], tapi itu cuman 10 hari, dan sekarang saya masih stuck, ndak terlalu jauh dari kampung halaman saya. Biar gitu, saya pingin pergi lebih jauh lagi.

Namun, sejujurnya, saya agak takut dengan hal itu. Barangkali ini efek menyebalkan media sosial juga: suka membanding-bandingkan dengan teman. Kalau saya melihat beberapa teman saya, baik di dunia maya maupun nyata, yang sudah berkeluarga dan menetap, kadang ada terbersit keirian dalam hati saya. Bahwa saya pingin juga punya juga yang begitu itu. Bahwa ada yang lebih muda dari saya dan baru saja punya anak, saya pingin juga seperti itu. Bahwa ada yang sedang merantau dan setiap hari kangen anaknya, saya pingin juga punya seseorang yang bisa dikangeni seperti dalam konteks ini. Lha lak itu tamak namanya. Tapi ya kenyataannya begitulah. Ditambah lagi, dengan kondisi saya yang sekarang ini, sepertinya membangun keluarga menjadi sedikit lebih susah. Apalagi kalau bukan [tentang] [kolam].

Kembali ke perjalanan. Saya punya keyakinan bahwa masa-masa saya di Singapore akan berhenti tidak lama lagi. Saya berharap setahun lagi saya sudah tidak di sini lagi. Saya mulai mendramatisasi kondisi ini. Tempat yang dulu saya anggap membosankan, ternyata lambat laun bisa juga jadi menyenangkan dan menenangkan, kalau cara hidupnya pas juga. Pada saat yang bersamaan, saya juga mencoba mewujudkan yang saya tulis di paragraf sebelumnya. Tapi, sejauh ini hasilnya belom bagus. Saya masih punya harapan, saya yakin. Tapi kalau sampai saat saya pergi saya masih belom dapat progres yang bagus, saya ndak tau lagi kapan yang di atas itu bisa terpenuhi.

Dan seperti ada tertulis di sesi favourite quotes di halaman about Facebook saya,

“A rolling stone gathers no moss.”

***

Sekian dulu postingan saya. Tadinya cuman pingin menjelaskan visualisasi romantisasi diri saya. Ternyata akhirnya secara tak sadar saya juga sedang menjelaskan tagline blog ini.

11 Responses to “**k Tetangga Selalu Terlihat Lebih Hijau: Impian, Perjalanan, Cinta Kasih, dan Tagline”


  1. 1 jensen99 09/09/2014 at 1:06 PM

    Romantisasi? Mirip keknya. Jeans, kaos, Sepatu apapun yg nutupi mata kaki, topi, tas paha kecil. Gandeng pacar kaukasian yg pirang & manja. Setting Jakarta kurasa, ada kawan2 blogger saya disekitar. Kalo fast forward ke setahun kemudian settingnya mungkin Tel Aviv atau Tokyo..

  2. 2 lambrtz 09/09/2014 at 1:32 PM

    Luar biasa. Memang jensen banget soal teman blogger, Jakarta, dan Tel Aviv itu, walaupun saya ndak ngeh situ lebih milih kaukasian. 😛 Saya donga’ken bisa terwujud tak lama lagi. 🙂 Saya sendiri di romantisasi cuman sendirian, jadi ya…entahlah. 😆

  3. 3 pgracekn 09/09/2014 at 4:13 PM

    aku malah kebalikannya, mbe. Akhir-akhir ini kepikiran pulang terus; pulang dan menetap di Indonesia. Kepingin yang ndak usah jauh-jauh dari keluarga. Entah kenapa. Mungkin karena pengaruh pikiran bakal berkeluarga dan settled down (punya anak dll), terus pengaruh udah dari SMP jauh dari orang tua juga. Sekarang malah kayak ga ada lagi yang dicari, tinggal ketenangan batin aja dengan deket sama keluarga.
    Jiwa petualangku kayanya udah agak keok. Mbuhlah. Kalo Ando sih malah belom pengen balik kayanya.

  4. 4 lambrtz 10/09/2014 at 11:02 PM

    Yang ini juga Grace banget hahaha. Anyway susah juga kalau kalian beda impian ya. Ya semoga ada resolusinnya deh. 😛

  5. 5 Zeph 16/09/2014 at 3:10 PM

    Namun, sejujurnya, saya agak takut dengan hal itu. Barangkali ini efek menyebalkan media sosial juga

    yeah… sama. makanya sudah lama saya gak aktif mainan medsos 😀

    Gambaran diri saya, sementara ini ada memakai ransel, pegangan tangan dengan pasangan menjelajah hutan, dan orang-orang di pedalaman. hehehe….

  6. 6 lambrtz 22/09/2014 at 11:42 PM

    Woh ada Pak Zeph! Lama ga ketemu! Ke mana aja Pak? 😀

    Gambaran itu juga Pak Zepth sangat, soalnya biasa posting gambar gunung, hutan, …hahaha. Saya iri. Saya juga pingin bertualang tapi kayanya ndak sefisik itu. 😛

  7. 7 Christin (@ratricr) 30/11/2016 at 7:10 AM

    selamat menyambut romantisme di tempat yang baru. as for the rumput yang lebih hijau, well, that would always be a battle we could never win.

  8. 8 lambrtz 06/12/2016 at 12:46 AM

    Matur nuwun Mbak Christin, atas ucapan dan bantuannya selama proses deg-degan ini. :mrgreen:


  1. 1 ’04-’05 | lambrtz's Blog Trackback on 22/09/2014 at 11:38 PM
  2. 2 Seagulls | lambrtz's Blog Trackback on 24/01/2017 at 8:13 PM
  3. 3 Cepat Pulang, Cepat Kembali Jangan Pergi Lagi | lambrtz's Blog Trackback on 29/04/2017 at 9:48 PM

Leave a comment




lambrtz looks like this

Me

You can write comments in any language that you want, but please bear in mind that I only understand 4 languages: English, Indonesian, Javanese and Malay.

Archives

Categories

September 2014
S M T W T F S
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
282930  
Click to view my Personality Profile page